DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara
otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang
memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang
meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator
tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi
TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server.
Pada saat kedua DHCP client dihidupkan , maka komputer
tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP
menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP Server
setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada
ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. Nomor IP
diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi
nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP,
dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.
Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP
Client tersebut dinyatakan selesaidan client tidak memperbaharui permintaan
kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, dan server
dapat memberikan nomor IP tersebut kepada Client yang membutuhkan. Lama periode
ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya. Jangka waktu
disebut leased period.
KEUNTUNGAN
Penggunaan
DHCP dari sisi System Administrator, adalah kita tidak
perlu melakukan pencatatan alamat IP pada masing-masing PC client. Mungkin
untuk kebutuhan sampai dengan 10 atau 20 PC client masih bisa kita tangani,
namun jika klien yang kita tangani sampai dengan 50 atau 100, bisa Anda
bayangkan betapa rumit dan melelahkan pekerjaan yang harus kita tangani.
perlu melakukan pencatatan alamat IP pada masing-masing PC client. Mungkin
untuk kebutuhan sampai dengan 10 atau 20 PC client masih bisa kita tangani,
namun jika klien yang kita tangani sampai dengan 50 atau 100, bisa Anda
bayangkan betapa rumit dan melelahkan pekerjaan yang harus kita tangani.
Tujuan utama
dari penggunaan Dynamic Host Configuration Protocol adalah untuk memberikan
pengaturan IP address secara tersentralisasi melalui suatu server daripada
harus melakukan konfigurasi satu persatu pada setiap mesin klien. Sebuah mesin
klien yang dikonfigurasi menggunakan DHCP tidak dapat mengatur IP address
secara static dengan sendirinya, semuanya diatur dan ditentukan oleh server
DHCP yang telah ditentukan.
Salah satu
cara dalam penggunaan DHCP adalah dengan mengenali alamat hardware terlebih
dahulu dari setiap network card (MAC Address, biasanya alamat ini fixed)
kemudian memberikan klien tersebut setting IP address yang identik setiap kali
ia terhubung ke server. DHCP juga dapat di konfigurasi sedemikian rupa sehingga
server DHCP dapat memberikan alamat-alamat IP secara dinamis pada host yang
terhubung dengannya, dengan menggunakan range IP address yang telah ditentukan.
Pada kasus ini server DHCP akan mencoba memberikan alamat yang sama pada mesin
klien setiap kali host itu meminta alamat ke server (walaupun untuk waktu yang
cukup lama). Hal ini tentu saja tidak berfungsi dengan baik, bila pada jaringan
tersebut terdapat lebih banyak host komputer dibandingkan alamat yang di
siapkan oleh server.
KELEBIHAN
Dengan
kelebihan ini, DHCP membuat kerja para administrator jaringan menjadi lebih
mudah. Setiap kali ada perubahan yang terkait dengan pengalamatan dan
konfigurasi pada jaringan secara global, dapat di implementasikan secara
tersentral dengan hanya melakukan perubahan file konfigurasi pada server. Hal
ini tentu saja lebih efisien daripada Anda harus melakukan setting atau
men-setup pada tiap-tiap host (mesin klien). Disamping itu sangat mudah bagi
kita untuk mengintegrasikan mesin-mesin (host), terutama mesin yang baru ke
dalam jaringan karena mesin-mesin tersebut akan mendapatkan alamat melalui
pooling alamat yang dibuat pada server.
Sebuah
server DHCP tidak hanya memberikan alamat IP dan netmask-nya saja, tetapi juga
memberikan host name (nama host), domain name, gateway, dan name server (DNS)
yang digunakan oleh mesin klien tersebut. DHCP juga dapat memiliki beberapa
parameter lain seperti penggunaan time server yang dapat di akses oleh setiap
klien.
Perbedaan IP statis dengan DHCP
Kelebihan IP static :
- Ip tetap, tidak berubah rubah, pas loading system tidak perlu cek IP di jaringan, jadi loading lebih cepat.
- Tidak butuh DHCP server.
Kelemahan IP static :
- Jika IP dalam jaringan dobel, maka akan crash, Komputer tidak bisa nyambung ke jaringan.
Kelebihan IP dinamis :
- Klien tidak perlu setting IP, karena IP terisi otomatis.
Kelemahan IP dinamis :
- Klien harus minta dulu ke server waktu loading system/pas terhubung jaringan.
- IP clien bisa berubah-ubah.
- Butuh DHCP server.
·
IP
statis adalah ip tetap, setiap komputer yg terdaftar diberi ip tersendiri
yang tidak berubah ubah. IPstatic bisa di set sendiri di komputer kita sendiri
atau di set melalui router berdasarkan mac address dari pengguna.
DHCP adalah sistem yg memungkinkan pemberian ip address secara acak kepada lokal host. untuk settingan di komputer kita kita set automatic ip-nya dan di modem/access point/router akan otomatis memberi IP sendiri pada komputer kita.
DHCP adalah sistem yg memungkinkan pemberian ip address secara acak kepada lokal host. untuk settingan di komputer kita kita set automatic ip-nya dan di modem/access point/router akan otomatis memberi IP sendiri pada komputer kita.
0 Response to "PENGERTIAN DHCP SERVER"
Posting Komentar